Kisah Perjalan Manusia Mulia.. Baginda Nabi Muhammad S..A.W

blog-img
06/11/2020

Kisah Perjalan Manusia Mulia.. Baginda Nabi Muhammad S..A.W

Admin | Kajian

Rangkuman Tausiah Perayaan Hari Besar Islam..

Maulid Baginda Nabi Muhammad Sholallahu"alaihi Wasallam,

Rabu, 4 November 2020

Tausiyah Oleh: KH. Khaerul Azmi Abbas

Pimpinan Pondok Pesantren Multimedia AN-NUQHTAH 2 Sukabumi sekaligus pengasuh Ta'lim Rutin malam Kamis Masjid Jami' Nurul Amal

Bismillahirrohmanirrohiiim...

kh.azmi abbasBapak-bapak, sahabat sahabat pemuda, para remaja.. jamaah maulid Baginda Nabi besar Muhammad sholallahu 'alaihi wassallam.

Kisah Perjalan Baginda Nabi Muhammad Sholallahu'alaihi Wasallam

Mengutip sebuah sya'ir...
INNAMAL MAR'U HADISAN BA'DAHU FAKUN HADISAN HASANAN LIMAN WA'A
Sesungguhnya manusia adalah cermin bagi generasi berikutnya dan jadilah sebaik-baik cermin (teladan) bagi generasi berikutnya..
Bahwa Sejatinya kisah hidup manusia akan menjadi cerita bagi orang orang sesudahnya

Seperti halnya pepatah orang tua kita dulu " Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, sedangkan manusia? manusia mati meninggalkan nama, meninggalkan teladan."

Rasulullah diutus untuk menyempurnakankan akhlak, seperti  halnya akhlak Rasulullah dalam memperlakukan wanita..
di mana rasulullah melamar siti khodijah yang saat itu berumur 40 tahun sedangkan Rasulullah berumur 25 tahun... Akhlak rasulullah yang memberikan penghargaan bahwa perempuan begitu mulia dan meiliki derajat yang tinggi. Beliau Rasulullah memberikan  mahar 20 ekor unta.  jika diasumsikan harga unta per ekor sebesar Rp 50 juta dikalikan 20, maka mahar Rasulullah kepada Khadijah jika dirupiahkan senilai dengan Rp 1 miliar. Tentunya besaran mahar tersebut seakan menunjukkan jika Rasulullah benar-benar sosok yang sangat menghargai perempuan.

Suami yang menghargai istrinya, memperhatikan istri dan anak-anaknya... tidak bersikap tidak perduli.. orang yg bersikap tidak perduli kepada keluarganya di namakan Dayus... Dayus jangankan sorga... Baunya pun tidak akan dia dapatkan. Para ulama menafsirkan istilah dayus sebagai seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu (karena iman) terhadap ahlinya (istri dan anak-anaknya).


Bapak-bapak, sahabat sahabat pemuda, para remaja.. jamaah Maulid Baginda Nabi besar Muhammad sholallahu 'alaihi wassallam.
Ada istilah mulud, maulid, milad..
kalau mulud atau maulud itu ya orangnya, orang yg dilahirkan dinamakan maulud atau mulud.

sedangkan kata Maulid merupakan bentuk Mashdar Mim dari Fi’il Madli walada yang berarti kelahiran.
Kata Maulud merupakan bentuk Isim Maf’ul dari Fi’il Madli walada yang berarti sesuatu yang dilahirkan.
Sedangkan kata Milad merupakan Isim Mashdar dari Fi’il Madli yang sama.
Ketiga istilah tersebut menurut arti yang hakiki adalah berangkat dari asal walada (wawu, lam dan dal).Dari tiga huruf inilah nantinya akan menelurkan kata Maulid, Maulud dan Milad.

Pada kesempatan kali ini kita akan menceritakan kisah kelahiran Nabi
Dimana saat kelahiran nabi suasana di kota mekkah terang benderang di penuhi cahaya dimana cahaya Nabi itu berasal dari cahaya-Nya-Nya Allah.. Yang dengan sebab itulah diciptakan alam semesta. bukan malaikat, bukan pula Nabi Adam. Sesungguhnya Makhluk yang  yang pertama kali Allah ciptakan Adalah Nur muhammad Sholallahu"alaihi Wasallam. Kalaulah bukan karena sebab Nur Muhammad,,, tidaklah Allah menciptakan segala sesuatu.

Bahkan menjelang wafatnya...Menjelang wafatnya Rasulullullah menunjukan akhlak yang mulia, akhlak yang terpuji dan seakan-akan beliau sudah mengetahui hidupnya tidak  lama lagi...

Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabatnya. Kepada mereka, Nabi SAW menuturkan pesan.
"Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya aku merupakan nabi, pemberi nasihat, dan mengajak kepada Allah atas izin-Nya. Bagi kalian, aku tidak berdaya seperti saudara yang sebapak dan seibu. Maka siapa saja di antara kalian yang pernah aku sakiti, bangkitlah dan balaslah aku, sebelum datang nanti pada Hari Kiamat kelak," sabda beliau.
Mendengarkan itu, seluruh sahabat diam, tak berucap sepatah kata pun. Tiga kali berturut-turut Nabi SAW mengimbau siapa saja di antara mereka agar membalaskan perbuatan yang pernah dilakukannya setimpal.
Tiba-tiba, berdirilah seorang sahabat. Namanya, 'Ukasyah. Dengan badan gemetar dia lantas menghampiri Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, jika tidak engkau imbau orang-orang tiga kali, tentu tidak ada yang berani membuatku untuk datang kepadamu."
"Apa yang engkau inginkan, wahai 'Ukasyah?" tanya Nabi SAW.
'Ukasyah kemudian menuturkan kesaksiannya pada waktu Perang Badar silam. Dia mengingat, saat itu unta yang ditungganginya tiba-tiba lepas kendali, sehingga mendahului unta Nabi SAW. Malahan, 'Ukasyah sempat sedikit keluar dari rombongan pasukan Muslimin.
"Ketika aku turun dari untaku dan mendekat ke arah engkau, saat itulah mendadak engkau mengayunkan cambuk, sehingga mengenai tubuhku. Aku tidak tahu saat itu, apakah engkau bermaksud mencambukku atau unta," tutur dia.
Nabi SAW memahami duduk perkaranya.

Maka beliau menyuruh Bilal bin Rabah untuk meminta sebuah cambuk dari Fathimah di rumahnya. Putri Nabi SAW sempat heran, untuk apa Bilal meminta cambuk, sedangkan yang disuruh tidak menjelaskan apa-apa.
Di masjid, para sahabat sudah berkerumun. Mereka sesungguhnya menahan amarah terhadap 'Ukasyah.gemeretak gigi Syaidina Abu Bakar, bahkan Syaidina Umar pun hendak mencabut pedangnya.. tetapi ditahan oleh Nabi. 

Mengapa pria ini sampai tega meminta qisash, yakni hendak menghukum Nabi SAW dengan cambuk? Namun, Rasulullah SAW sudah bertindak tegas. Balasan sudah semestinya ditunaikan. Jangan sampai ada hal itu menjadi perkara di akhirat kelak.
Ketika Bilal sampai, maka diserahkanlah cambuk itu kepada 'Ukasyah. Abu Bakar dan Umar segera menghadang sahabat itu. "Wahai 'Ukasyah, ambil cambuk itu dan biarkan aku yang dicambuk. Kami tidak rela engkau mencambuk Rasulullah SAW," kata mereka hampir bersamaan.
"Duduklah kalian, sesungguhnya Allah telah mengetahui kedudukan kalian berdua," perintah Nabi SAW.
Tidak hanya Abu Bakar dan Umar sebenarnya. Semua sahabat dan kaum Muslimin di sana ingin menjadi pengganti Nabi SAW sebagai sasaran cambuk 'Ukasyah.
Namun, Rasulullah SAW sudah menjatuhkan instruksi. "'Ukasyah, cambuklah aku. Lakukanlah bila benar aku pernah berbuat salah kepadamu!" kata Nabi SAW.
"Wahai Rasulullah, sewaktu engkau mencambukku pada waktu Perang Badar, badanku saat itu tidak ditutupi kain," terang 'Ukasyah lagi.
Maka Nabi SAW pun melepas bajunya, sehingga tampak kulit punggung dan perut beliau. Seluruh sahabat menampakkan wajah tidak suka akan perbuatan 'Ukasyah ini.
Tiba-tiba, 'Ukasyah melepaskan cambuk itu dan segera memeluk Nabi SAW dari belakang. Dia juga menciumi punggung Rasulullah SAW.
"Aku ingin memeluk engkau, Rasulullah, sehingga kulitku menyentuh kulitmu. Sungguh sebuah kemuliaan bagiku bila bisa melakukannya," kata 'Ukasyah yang kini berderai air mata.
Para sahabat yang tadinya gelisah, kini ikut dalam keharuan. Mereka memahami maksud 'Ukasyah yang semata-mata ingin memeluk erat sang insan yang paling mulia itu.

..........................................................................

Alhamdulillah..... Mohon Ma'af bila ada kekurangan.

Sedikit Mengenai KH.Khaerul Azmi Abbas

Beliau adalah ulama yang karismatik, selalu menunjukan wajah yang ceria dan senyum yg menyenangkan.

Bahasan bahasannya mudah dimengerti karna dibawakan dengan gaya masyarakat sekitar, bahkan beliau memperlakukan anak didiknya sepertinya teman. tidak terasa keangkuhan atau merasa orang paling pintar pada dirinya..

saya yang bodoh pun berani menatap dan berada didekat beliau. Memandang beliau begitu menyejukan.. Terbersit dalam hati bagai mana pula rasanya kalau memandang makhluk yang paling Mulia Baginda Nabi besar Muhammad Sholallahu'Alaihi Wassallam..

Beliau meneruskan Ta'lim malam kamis yang sebelumnya  diasuh ayahandanya K.H Abbas Basri

K.H Abbas Basri mengajar di mushola nurul amal ( Sekarang masjid ) selama bertahun2.. bahkan bisa dibilang puluhan tahun..
membahas beberapa kitab, dan kitab terakhir yang beliau kaji setahu saya... adalah kitab Tasawwuf " Rahasia Di balik Sholat karya Imam al-Ghozali dimana buku aslinya berjudul “Asrar al-Shalat wa Muhimmatuha”

Selama beberapa tahun beliau mengajarkan kitab terkait dengan aspek fikih ibadah shalat yang menyangkut sisi fisik, menyangkut syarat dan rukun shalat dan sebelum beliau berpulang..., beliau menutupnya dengan "kitab Rahasia Dibalik sholat", yang menyangkut sisi yg lebih dalam yakni sisi batiniah. yang beliau menyakini dapat menutupi kekurangan-kekurangan dalam sholat dan dapat mengisi kefahaman menyangkut sholat lahir dan batin.
Beliau (Alm. KH.Abbas Basri )  pernah menyampaikan, sholat itu dihitung dari kadar khusyu nya. beliau mengingatkan pula bahwa sholat yg tidak khusyu ibarat pakaian kotor yg Allah lecek -lecekan (istilah jakartanya..) lalu dilemparkan pakaian itu oleh Allah ke muka kita. (na'udzubillah..)

Wallahu A'lam Bishawab..

Red:
 وَلَد = anak , contoh: وَوَالِدٍ وَّمَا وَلَدَۙ     (Qs.Al-balad:3)
 

Ayat Alqur'an Yang berkaitan dengan Kisah / Teladan

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ
Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui.

 

NUR MUHAMMAD

Rawi Barzanzi Sayyid Ja’far Al-Barzanji 21-22
سَرَاةٌ سَرَى نُوْرُ النُّبُوَّةِ فِيْ أَسَارِيْرِ غُرَرِهِمُ الْبَهِيَّةِ
Nūr kenabian Muḥammad selalu berpindah dan memancar dari pelipis ke pelipis nenek moyangnya dengan cerlang-cemerlang.
وَ بَدَرَ بَدْرُهُ فِيْ جَبِيْنِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَ ابْنِهِ عَبْدِ اللهِ                          
Dan nampak jelas kecermelangannya pada kening kakeknya ‘Abd-ul-Muththalib dan putranya ‘Abdullāh.
 
Rawi Simtud Durar Lil Imam Al-‘Arif Billah Al-Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsyi hal 19 :
ﺃﺧﺮﺝ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺯﺍﻕ ﺑﺴﻨﺪﻩ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻗﺎﻝ – ﻗﻠﺖ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺄﺑﻲ ﻭﺃﻣﻲ ﺃﺧﺒﺮﻧﻲ ﻋﻦ ﺃﻭﻝ ﺷﻲﺀ ﺧﻠﻘﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺒﻞ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ . ﻗﺎﻝ ﻳﺎ ﺟﺎﺑﺮ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻠﻖ ﻗﺒﻞ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﻧﻮﺭ ﻧﺒﻴﻚ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻧﻮﺭﻩ
“Bahwa sesungguhnya shahabat Jabir bin Abdullah RA bertanya kepada Junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad SAW; Wahai Rasulullah, (demi Ayah dan ibuku sebagai tebusan Engkau), beritahukanlah kepadaku tentang pertama kali makhluk yang Allah SWT ciptakan sebelum segala sesuatu. Maka Baginda Nabi Muhammad SAW menjawab; Hai Jabir, sesungguhnya yang Allah SWT ciptakan sebelum segala sesuatu adalah NUR (cahaya) Nabimu (Baginda Nabi Besar Muhammad SAW)”.

DOKUMENTASI

Bagikan Ke:

Populer