Ilmu Tajwid

Ilmu Tajwid

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”


Untuk menghafal hukum-hukum tajwid anda dapat mengikuti lagam kitab Tajwid Tuhfatul Athfal yang disya'irkan dalam video di atas.

Dan untuk mengetahui hukum tajwid dan cara membacanya dapat dilihat di menu HUKUM-HUKUM TAJWID. ( menu sebelah kanan untuk tampilan Desktop dan menu di bawah untuk tampilan Mobile

Website ini bukanlah guru anda, Anda tetap harus dibimbing oleh guru yang diakui keilmuan dan kefahamannya akan agama, Website ini hanyalah sebagai jembatan atau pelita yang dapat anda bawa ke Majelis Ilmu.. sehingga guru anda tinggal meyalakannya

Mengenai hal ini, Syaikh Az-Zarnuji ( Pengarang Kitab Ta'lim Muta'alim ) di dalam kitabnya tersebut menuliskan sebuah syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib karomallhu wajhah., dua bait syair yang artinya: “Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”

Kecerdasan

Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: yang pertama, muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah). Contoh, Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat. Yang kedua adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha ( muktasab ) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi dll.

 

Bersungguh-sungguh

Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan.  Begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari. Pepatah mengatakan: Man Jada wa Jadda “Siapa bersungguh-sungguh pasti dapat”.

 

Kesabaran

Yang Ketiga Sabar dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, sabar dalam belajar, sabar dalam diuji, sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar dalam menjalani hukuman sekalipun jika ada. Hidup ini adalah ujian pasti Allah akan uji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu, jikalau kita lolos dalam menjalaninya maka kita akan dinaikan tingkat kita dari yang sebelumnya. Pepatah mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti belajar.

 

Biaya

Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu tanpa biaya (bekal). Contoh para imam, Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu. Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak ada bekal. Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan terkadang nyawa.

 

Bimbingan Guru

Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah bimbingan dari seorang guru. Terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan guru. Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika salah memahami suatu teks ayat atau hadits. Dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.

 

Waktu Yang Lama

Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin didapatkan hanya dalam hitungan bulan saja. Imam Al-Baihaqi berkata:”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”. Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.” Semoga kita mampu memahami dan mengaplikasikan syarat menuntut ilmu dari Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallaahu ‘Anhu tersebut. Jangan pernah patah semangat, wabil khusus untuk para pelajar Muslim, masih banyak yang harus kalian pelajari di dunia ini dengan waktu yang sangat terbatas.