Asbabun Nuzul Surah Al-An`am Ayat 52-55

Asbabun Nuzul Surah Al-An`am Ayat 52-55

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


وَلَا تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ ۗمَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِّنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُوْنَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ﴿٥٢

wa lā taṭrudillażīna yad'ụna rabbahum bil-gadāti wal-'asyiyyi yurīdụna waj-hah, mā 'alaika min ḥisābihim min syai`iw wa mā min ḥisābika 'alaihim min syai`in fa taṭrudahum fa takụna minaẓ-ẓālimīn

Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari, mereka mengharapkan keridaan-Nya. Engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan engkau (berhak) mengusir mereka, sehingga engkau termasuk orang-orang yang zalim. (52)


وَكَذٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِّيَقُوْلُوْٓا اَهٰٓؤُلَاۤءِ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنْۢ بَيْنِنَاۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَعْلَمَ بِالشّٰكِرِيْنَ ﴿٥٣

wa każālika fatannā ba'ḍahum biba'ḍil liyaqụlū a hā`ulā`i mannallāhu 'alaihim mim baininā, a laisallāhu bi`a'lama bisy-syākirīn

Demikianlah Kami telah menguji sebagian mereka (orang yang kaya) dengan sebagian yang lain (orang yang miskin), agar mereka (orang yang kaya itu) berkata, “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?” (Allah berfirman), “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur (kepada-Nya)?” (53)


وَاِذَا جَاۤءَكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِنَا فَقُلْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَۙ اَنَّهٗ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْۤءًاۢ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَصْلَحَ فَاَنَّهٗ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ﴿٥٤

wa iżā jā`akallażīna yu`minụna bi`āyātinā fa qul salāmun 'alaikum kataba rabbukum 'alā nafsihir-raḥmata annahụ man 'amila mingkum sū`am bijahālatin ṡumma tāba mim ba'dihī wa aṣlaḥa fa annahụ gafụrur raḥīm

Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun ‘alaikum (selamat sejahtera untuk kamu).” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang-siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (54)


وَكَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ وَلِتَسْتَبِيْنَ سَبِيْلُ الْمُجْرِمِيْنَ ﴿٥٥

wa każālika nufaṣṣilul-āyāti wa litastabīna sabīlul-mujrimīn

Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur'an, (agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh) dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (55)


Sebab Turunnya Ayat

Ibnu Hibban dan al-Hakim meriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash, dia berkata,”Ayat ini turun tentang enam orang: saya, Abdullah bin Mas’ud, dan empat orang yang berkata kepada Rasulullah, ‘Usirlah mereka, sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti mereka.’ Maka dalam benak Nabi saw. timbul keinginan itu, sehingga Allah menurunkan,”Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya.. .,“hingga firman-Nya, ‘...Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur(kepada-Nya)?” (al-An’aam: 53)

Ahmad, ath-Thabrani, dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari lbnu Mas’ud, katanya, “Serombongan orang Quraisy berpapasan dengan Rasulullah yang sedang berbincang-bincang dengan Khabbaab ibnul-Aratt, Shuhaib, Bilal, dan ‘Ammar. Mereka pun berseloroh, ‘Hai Muhammad, apakah engkau ridha kepada orang-orang ini? Apakah orang-orang semacam ini di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah? Kalau engkau mengusir mereka, pasti kami akan mengikutimu.’ Maka Allah menurunkan ayat mengenai mereka, ‘Peringatkanlah dengannya (Al-Qur’an) itu orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya (pada hari Kiamat) (aI-An’aam: 51) Hingga firman-Nya, ‘Jalan orang-orang yang berdosa.” (aI-An’aam: 55)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari ‘Ikrimah, katanya, “Utbah bin Rabii’ah, Syaibah bin Rabii’ah, Muth’im bin ‘Adi, al-Harits bin Naufal, serta para pemuka Bani Abdi Manaf yang kafir mendatangi Abu Thalib. Kata mereka, ‘Seandainya keponakanmu mengusir hamba sahaya itu, niscaya dia jadi semakin mulia di hati kami, dan pasti kami akan mengikutinya.’ Lalu Abu Thalib menyampaikan hal itu kepada Nabi saw., dan Umar ibnul-Khaththab pun berkatá, ‘Kalau Anda melakukannya, Anda akan dapat melihat apa yang sebetulnya mereka kehendaki.’ Maka Allah menurunkan ayat, ‘Peringatkanlah dengannya (Al-Qur’an) itu orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya (pada hari Kiamat),...” (aI-An’aam:51) Hingga firman-Nya, ‘... Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur (‘kepada-Nya)?” (al-An’aam: 53) [Kata ‘Ikrimah selanjutnya:] Mereka adalah Bilal, ‘Ammar bin Yasir, Salim (maula Abu Hudzaifah), Shabih (maula Usaid), Ibnu Mas’ud, al-Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah al-Hanzhali, dan lain-lain. Kemudian Umar meminta maaf atas ucapannya tersebut, sehingga turun ayat, ‘Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu,...” (al-An’aam: 54)

Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan lain-lain meriwayatkan dari Khabbab bahwa al-Aqra’ bin Habis dan ‘Uyainah bin Hashin datang. Mereka dapati Rasulullah sedang duduk bersama Shuhaib, Bilal, ‘Ammar, dan Khabbab serta orang-orang mukmin yang lemah. Melihat mereka mengelilingi Nabi saw., kedua orang ini memandang rendah mereka. Lalu keduanya mendatangi beliau dan berbisik, “Kami ingin Anda sediakan waktu pertemuan khusus untuk kami, dengan begitu orang-orang Arab mengetahui keutamaan kami. Sebab, delegasi-delegasi Arab mendatangimu, dan kami merasa malu kalau orang-orang Arab melihat kami berkumpul bersama para hamba sahaya ini. Jadi, kalau kami datang, tolong suruh mereka pergi. Kalau kami telah selesai, berkumpullah bersama mereka kalau engkau mau.” Beliau menjawab, “Baik.” Maka turunlah ayat, “Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari,...” Kemudian Dia menyebut al-Aqra’ dan kawannya dengan firman-Nya, “Demikianlah, Kami telah menguji sebagian mereka (orang yang kaya) dengan sebagian yang lain (orang yang miskin),...” Khabbab berkata, “Rasulullah ketika itu duduk bersama kami. Kalau beliau hendak pergi, beliau pun bangkit dan meninggalkan kami, sehingga turunlah firman-Nya, dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya (al-Kahfi : 28)
Ibnu Katsir berkata, “ini hadits ghariib sebab ayat ini Surah Makkiyyah, sedangkan al-Aqra’ dan ‘Uyainah baru masuk Islam lama setelah Nabi saw. berhijrah.”

Al-Faryaabi dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Maahaan bahwa beberapa orang mendatangi Nabi saw. lalu berkata, “Sungguh kami telah melakukan dosa-dosa besar” Tapi beliau tidak menjawab apa-apa. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Dan apabila orang-orang Yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu...“ (al-An’aam 54)