Asbabun Nuzul Surah Al-Kahf Ayat 110

Asbabun Nuzul Surah Al-Kahf Ayat 110

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ﴿١١٠

qul innamā ana basyarum miṡlukum yụḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhuw wāḥid, fa mang kāna yarjụ liqā`a rabbihī falya'mal 'amalan ṣāliḥaw wa lā yusyrik bi'ibādati rabbihī aḥadā

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (110)


Sebab Turunnya Ayat

Ibnu abi Hatim dan ibnu abi Dunya dalam kitabul ikhlas meriwayatkan dari Thawus bahwa seorang laki-laki berkata, “wahai Rasulullah, saya seringkali ingin bertemu muka dengan Allah dan saya berharap dia melihat tempat saya berada.” Rasulullah menyahut hingga turunlah ayat ini. Hadis ini mursal.

Al-Hakim meriwayatkan dalam al-Mustadrak riwayat yang mausul dari Thawus dari Ibnu Abbas dan dinyatakannya shahih sesuai syarat Bukhari Muslim.

Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Mujahid bahwa dahulu ada seorang muslim yang berperang dan dia ingin sepak terjangnya dilihat. Maka allah menurunkan ayat ini.

Abu Nu’aim dan ibnu Asakir dalam Taarikh-nya meriwayatkan dari as-suddi ash-shagir dari al-kalbi dari abi shaleh dari Ibnu Abbas bahwa Jundub bin Zuhair, apabila shalat, puasa atau bersedekah lalu namanya dipuji-puji, maka hatinya menjadi senang dan dia pun menambah amalnya dikarenakan pujian orang-orang. Maka turunlah ayat ini mengenai hal itu.