Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Mu’minun Ayat 1

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Mu’minun Ayat 1

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ ﴿١

qad aflaḥal-mu`minụn

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat: 1
*( 1-2. ) Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepadaku Yunus ibnu Sulaim yang mengatakan bahwa ia telah mencatat apa yang dikatakan oleh Yunus ibnu Yazid Al-Aili, dari Ibnu Syihab, dari Urwah ibnuz Zubair, dari Abdur Rahman ibnu Abdul Qari yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Khalifah Umar ibnul Khattab mengatakan, "Rasulullahﷺ apabila diturunkan wahyu kepadanya terdengar suara seperti suara lebah di dekat wajahnya. Maka kami diam sesaat, dan beliauﷺ menghadap ke arah kiblat, lalu mengangkat kedua tangannya dan berdoa, 'Ya Allah, berilah kami tambahan dan janganlah Engkau kurangi kami, berilah kami kemuliaan dan janganlah Engkau hinakan kami, berilah kami dan janganlah Engkau menghalangi kami dari pemberian-Mu, pilihlah kami dan janganlah Engkau ke sampingkan kami, dan ridailah kami dan jadikanlah kami puas (dengan keputusan-Mu)'. Kemudian Rasulullahﷺ bersabda: Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku sepuluh ayat; barang siapa yang mengamalkannya, niscaya ia masuk surga. Kemudian Rasulullahﷺ membaca firman-Nya: ( Sesungguhnya telah beruntunglah orang-orang yang beriman. ) (Al-Mu'minun, 23:1) hingga akhir ayat kesepuluh.

*Imam Turmuzi meriwayatkannya di dalam kitab tafsir dan Imam Nasa'i di dalam kitab salat melalui hadis Abdur Razzaq dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini berpredikat munkar, kami tidak mengenal ada seseorang yang meriwayatkannya dari Yunus ibnu Sulaim, sedangkan Yunus sendiri orangnya tidak kami kenal.

*Imam Nasa'i mengatakan di dalam kitab tafsirnya, telah menceritakan kepada kami Qutaibah ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Ja'far, dari Abu Imran, dari Yazid ibnu Babanus yang mengatakan, "Kami pernah bertanya kepada Siti Aisyah Ummul Mu'minin, 'Bagaimanakah akhlak Rasulullah? Siti Aisyah¥ menjawab: Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur'an. Kemudian Siti Aisyah¥. membaca firman-Nya: ( Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. ) (Al-Mu'minun, 23:1) sampai dengan firman-Nya: ( dan orang-orang yang memelihara salatnya. ) (Al-Mu'minun, 23:9) Kemudian Siti Aisyah¥. berkata, "Demikianlah akhlak Rasulullahﷺ

*Telah diriwayatkan dari Ka'bul Ahbar, Mujahid, dan Abul Aliyah serta lain-lainnya, bahwa setelah Allah menciptakan surga 'Adn dan memberinya tanaman dengan tangan (kekuasaan)-Nya sendiri, lalu Allah memandangnya dan berfirman kepadanya, "Berbicaralah kamu! Maka surga 'Adn mengucapkan: ( Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. ) (Al-Mu'minun, 23:1) Ka'bul Ahbar mengatakan, surga 'Adn berkata demikian karena mengingat semua kehormatan yang disediakan oleh Allah di dalamnya bagi orang-orang mukmin. Abul Aliyah mengatakan, bahwa lalu Allahﷻ menyitirkan kalimat tersebut di dalam Kitab (Al-Qur'an)-Nya.

*Hal tersebut telah diriwayatkan melalui Abu Sa'id Al-Khudri secara marfu'. Untuk itu Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Al-Mugirah ibnu Maslamah, telah menceritakan kepada kami Wuhaib, dari Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Allah menciptakan surga yang bangunannya terbuat dari batu bata emas dan batu bata perak, serta Allahﷻ memberinya tanam-tanaman. Lalu Allah berfirman kepadanya, "Berbicaralah kamu! Lalu surga mengatakan: ( Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. ) (Al-Mu'minun, 23:1) Maka para malaikat memasukinya dan mereka berkata, "Beruntunglah engkau sebagai tempat para raja.

*Kemudian Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Adam, telah menceritakan pula kepada kami Yunus ibnu Ubaidillah Al-Umri, telah menceritakan kepada kami Addi ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id, dari Nabiﷺ yang telah bersabda, "Allah menciptakan surga dari batu bata emas dan batu bata perak, sedangkan plesterannya dari minyak kesturi. Al-Bazzar mengatakan, ia melihat hadis ini di lain tempat yang bunyinya mengatakan, "Tembok surga terbuat dari batu bata emas dan batu bata perak, sedangkan plesterannya terbuat dari minyak kesturi. Kemudian Allah berfirman kepadanya, "Berbicaralah kamu! Lalu surga mengatakan: ( Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. ) (Al-Mu'minun, 23:1) Maka para malaikat berkata, "Beruntunglah engkau menjadi tempat raja-raja.

*Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa ia tidak mengetahui seorang pun yang me-rafa'-kan hadis ini selain Addi ibnul Fadl, sedangkan dia orangnya tidak hafiz, lagi pula seorang manula yang sudah dekat masa ajalnya.

*Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Khalid, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah, dari Ibnu Juraij, dari Ata, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda: Setelah Allah menciptakan surga Adn, Allah menciptakan di dalamnya segala macam apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terdelik di dalam hati seorang manusia pun. Sesudah itu Allah berfirman kepadanya, "Berbicaralah kamu! Maka. surga berkata: ( Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. ) (Al-Mu'minun, 23:1)

Baqiyyah menurut ulama Hijaz berpredikat daif (lemah dalam periwayatan hadis).

*Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Minjab ibnul Haris, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Isa Al-Absi, dari Ismail As-Saddi, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas yang me-rafa '-kannya bahwa setelah Allah menciptakan surga 'Adn dengan tangan (kekuasaan)-Nya sendiri, dan menjuntaikan buah-buahannya serta membelah sungai-sungainya, lalu Allah memandang kepadanya. Maka surga 'Adn berkata: ( Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. ) (Al-Mu'minun, 23:1) Dan Allahﷻ berfirman: Demi keagungan dan kebesaran-Ku, tidak boleh ada seorang bakhilpun bertempat padamu berdampingan dengan-Ku.

*Abu Bakar ibnu Abud Dunya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Musanna Al-Bazzar, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ziyad Al-Kalbi, telah menceritakan kepada kami Ya'isy ibnu Husain, dari Sa'id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah, dari Anas£ yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ Pernah bersabda: Allah menciptakan surga 'Adn dengan tangan (kekuasaan)Nya sendiri memakai batu bata dari intan putih, batu bata yaqut merah, dan batu bata zabarjad hijau; plesterannya dari minyak kesturi, batu bata kerikilnya dari mutiara, dan rerumputannya dari za'faran. Kemudian Allah berfirman kepadanya, "Berbicaralah kamu! Maka surga 'Adn mengucapkan, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. Maka Allahﷻ berfirman, "Demi keagungan dan kebesaran-Ku, tidak boleh ada seorang bakhil pun bertempat padamu berdampingan dengan-Ku. Kemudian Rasulullahﷺ membaca firman-Nya: ( Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. ) (Al-Hasyr, 59:9)

Adapun firman Allahﷻ:

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ
( Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. ) (Al-Mu'minun, 23:1)

Yakni sungguh telah beruntung, berbahagia, dan beroleh keberhasilan mereka yang beriman lagi mempunyai ciri khas seperti berikut, yaitu:

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلٰوتِهِمْ خَاشِعُوْنَ
( (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya. ) (Al-Mu'minun, 23:2)

*Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, ( khāsyi'ūn, ) bahwa mereka adalah orang-orang yang takut kepada Allah lagi tenang. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Az-Zuhri.

*Telah diriwayatkan dari Ali ibnu Abu Talib£ bahwa khusyuk artinya ketenangan hati. Hal yang sama dikatakan oleh Ibrahim An-Nakha'i.

*Al-Hasan Al-Basri mengatakan, ketenangan hati mereka membuat mereka merundukkan pandangan matanya dan merendahkan dirinya.

*Muhammad ibnu Sirin mengatakan bahwa dahulu sahabat-sahabat Rasulullahﷺ selalu mengarahkan pandangan mata mereka ke langit dalam salatnya. Tetapi setelah Allah menurunkan firman-Nya: ( Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya ). (Al-Mu'minun, 23:1-23:2) Maka mereka merundukkan pandangan matanya ke tempat sujud mereka. Muhammad ibnu Sirin mengatakan bahwa sejak saat itu pandangan mata mereka tidak melampaui tempat sujudnya. Dan apabila ada seseorang yang telah terbiasa memandang ke arah langit, hendaklah ia memejamkan matanya. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim. Kemudian Ibnu Jarir telah meriwayatkan melalui ibnu Abbas -juga Ata ibnu Abu Rabah- secara mursal, bahwa Rasulullahﷺ pernah melakukan hal yang serupa (memandang ke arah langit) sebelum ayat ini diturunkan.

*Khusyuk dalam salat itu tiada lain hanya dapat dilakukan oleh orang yang memusatkan hati kepada salatnya, menyibukkan dirinya dengan salat, dan melupakan hal yang lainnya serta lebih baik mementingkan salat daripada hal lainnya. Dalam keadaan seperti ini barulah seseorang dapat merasakan ketenangan dan kenikmatan dalam salatnya, seperti yang dikatakan oleh Nabiﷺ dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Nasa'i melalui sahabat Anas dari Nabiﷺ yang telah bersabda:

حُبِّبَ اِليَّ الطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِيْ فِى الصَّلَاةِ
( "Aku dijadikan senang kepada wewangian, wanita, dan dijadikan kesenangan hatiku bila dalam salat. )

*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Mis'ar dari Amr ibnu Murrah, dari Salim ibnu Abul Ja'd, dari seorang lelaki dari Bani Aslam, bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

يَا بِلَالُ اَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ
( "Hai Bilal, hiburlah kami dengan salat. )

*Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Usman ibnul Mugirah, dari Salim ibnu Abul Ja'd; Muhammad ibnul Hanafiyah pernah mengatakan bahwa ia bersama ayahnya (Ali ibnu Abu Talib£) pernah berkunjung ke rumah salah seorang iparnya dari kalangan Ansar, lalu datanglah waktu salat, kemudian Ali£ berkata, "Hai budak perempuan, ambilkanlah air wudu, aku akan mengerjakan salat agar hatiku terhibur. Ketika ia memandang ke arah kami yang merasa heran dengan ucapannya, maka ia berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullahﷺ bersabda:

قُمْ يَا بِلَالُ فَاَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ
( "Beriqamahlah, hai Bilal, dan hiburlah hati kami dengan salat. )


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar