Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Anbiya Ayat 1

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Anbiya Ayat 1

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ ۚ ﴿١

iqtaraba lin-nāsi ḥisābuhum wa hum fī gaflatim mu'riḍụn

Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Anbiya Ayat: 1
*Hal ini merupakan suatu peringatan dari Allahﷻ yang menyatakan dekatnya hari kiamat dan bahwa manusia dalam keadaan lalai terhadap keberadaannya, yakni mereka tidak mau beramal dan tidak mau membuat bekal untuk menyambutnya.

*Imam Nasa'i mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Nasr, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Abdul Malik Abul Walid At-Tayalisi, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Sa'id, dari Nabiﷺ sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya). ) (Al-Anbiya, 21:1) Bahwa mereka di dunia lalai terhadap hari kiamat.

*Makna ayat ini sama dengan apa yang disebut di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

اَتٰٓى اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ
( Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kalian meminta agar disegerakan (datang). ) (An-Nahl, 16:1)

اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ۝ وَاِنْ يَّرَوْا اٰيَةً يُّعْرِضُوْا وَيَقُوْلُوْا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ۝
( Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus. ) (Al-Qamar, 54:1-54:2)

*Al-Hafiz ibnu Asakir meriwayatkan di dalam biografi Al-Hasan Ibnu Hani' alias Abu Nuwas si penyair, bahwa penyair yang paling hebat ialah Syekh Tahir Abul Atahiyah, karena ia mengatakan dalam bait syairnya: "Manusia tenggelam dalam kelalaiannya, padahal penggilingan maut terus berputar. Ketika ditanyakan kepadanya, "Dari manakah engkau menyimpulkan kalimat ini? Abul Atahiyah menjawab bahwa ia menyimpulkannya dan firman Allahﷻ yang mengatakan: ( Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya). ) (Al-Anbiya, 21:1)

*Ibnu Asakir meriwayatkan pula di dalam biografi Amir ibnu Rabi'ah melalui jalur Musa ibnu Ubaid Al-Amadi, dari Abdur Rahman ibnu Za'd bin Aslam, dari ayahnya, dari Amir ibnu Rabi'ah, bahwa ia kedatangan seorang tamu dari kalangan orang Badui. Amir memuliakan kedatangannya dan menghormatinya. Sebelumnya Rasulullahﷺ telah berbincang-bincang di rumah Amir, tidak lama kemudian lelaki Badui, itu datang. Ia berkata, "Sesungguhnya aku telah memperoleh sebuah lembah di daerah pedalaman dari Rasulullahﷺ Aku bermaksud memberikan sebagian darinya kepadamu. Kelak lahan itu buat kamu dan keturunanmu sesudah kamu tiada. Maka Amir menjawab, "Saya tidak memerlukan bagian tanahmu itu, karena pada hari ini telah diturunkan sebuah surat yang membuat kami merasa ngeri terhadap duniawi, yaitu firman-Nya: ( Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya). ) (Al-Anbiya, 21:1) Kemudian Allahﷻ menyebutkan bahwa mereka tidak mau mendengarkan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya.

*Khitab atau pembicaraan ayat ini ditujukan kepada orang-orang Quraisy dan orang-orang yang kafirnya sama dengan mereka. Untuk itu Allahﷻ berfirman:

مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ
( Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al-Qur'an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka. ) (Al-Anbiya, 21:2)

Yakni ayat Tuhan yang baru diturunkan.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar