Asbabun Nuzul Surah Al-Lail Ayat 1

Asbabun Nuzul Surah Al-Lail Ayat 1

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙ ﴿١

wal-laili iżā yagsyā

Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), (1)


Sebab Turunnya Ayat

Ibnu Abi Hatim dan yang lainnya meriwayatkan dari Al-Hakam bin Aban dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa ada seorang laki-laki kaya yang memiliki sebatang kurma yang dahannya menjulur ke pekarangan rumah seorang laki-laki fakir yang memiliki banyak anak. Jika laki-laki itu datang ke rumahnya, ia sering memanjat pohon kurma tadi untuk mengambil buahnya. Tetapi, terkadang beberapa butir kurma tersebut jatuh ke tanah lalu anak-anak orang fakir itu mengambilnya. Akan tetapi, jika laki-laki kaya itu melihatnya, ia segera turun lantas merenggutnya kembali kurma yang telah dipegang oleh anak-anak itu. Bahkan, apabila kurma itu telah berada didalam mulut anak itu, maka ia juga tak segan-segan memasukkan jarinya ke mulut mereka untuk mengambilnya kembali. Laki-laki fakir itu lantas mengadukan tindakan tetangganya tersebut kepada Rasulullah. (Setelah mendengar pengaduannya), Rasulullah lantas menyuruhnya pulang ke rumah. Suatu hari, Rasulullah bertemu dengan pemilik kurma tersebut. Beliau lalu berkata, “Berikanlah kepada saya pohon urmamu yang dahannya menjulur ke rumah si Fulan dan sebagai imbalannya engkau akan mendapatkan sebatang pohon di surga.” Akan tetapi, laki-laki itu menjawab, “Saya ingin memberinya karena saya memiliki banyak pohon kurma. Akan tetapi, diantara semuanya tidak ada yang paling saya sukai buahnya daripada pohon yang satu ini.” Setelah berkata demikian, laki-laki itupun berlalu. Ketika itu, ia sempat berpapasan dengan seorang laki-laki yang sempat mendengarkan percakapannya dengan Rasulullah. Laki-laki yang mendengarkan percakapan tadi lantas bergegas menemui Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah imbalan yang engkau janjikan kepada laki-laki kaya tadi juga berlaku bagi saya jika saya berhasil mendapatkan pohon kurma itu?” Rasululah menjawab, “ya”. Laki-laki yang juga memiliki banyak pohon kurma itu lantas berlalu dan segera menemui si pemilik kurma. Setelah bertemu, si pemilik kurma berkata, “Apa pendapatmu dengan ucapan Muhammad yang menjanjikan akan member saya sebatang kurma di surga jika saya mau memberikan kurma saya yang condong ke rumah si fulan? Akan tetapi, saya menanggapinya seraya berkata, “Saya ingin memberinya karena saya memiliki banyak pohon kurma. Akan tetapi saya sangat menyukai buah pohon yang satu itu.’ Laki-laki yang datang itu lalu berkata, “Apakah engkau bersedia menjualnya?” laki-laki kaya menjawab, “Tidak, kecuali jika saya diberi apa yang saya mau. Sementara itu, saya tidak yakin ia akan memberinya”. Laki-laki tadi berkata lagi, “Berapa imbalan yang engkau inginkan?” Si pemilik kurma menjawab. “Empat puluh batang kurma.” Mendengar ucapannya itu, laki-laki yang datang itu berkata, “Pemintaanmu itu sungguh terlalu tinggi.” Setelah berkata demikian, laki-laki itu terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berkata, “Baiklah, saya setuju membelinya dengan empat puluh batang kurma. Sekarang, jika engkau sungguh-sungguh, panggillah saksi jual belinya!” laki-laki itu lantas memanggil beberapa orang kaumnya untuk menjadi saksi transaksi tersebut. Setelah selesai, laki-laki tadi lantas datang kepada rasululah dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya pohon kurma itu telah menjadi milik saya dan saya sekarang memberikannya kepada engkau.” Rasulullah lantas datang ke rumah laki-laki miskin tadi lalu berkata, “Pohon kurma ini sekarang menjadi milikmu dan keluargamu.” Allah lalu menurunkan ayat ini (Al-Lail: 1-21).
Ibnu Katsir mengatakan riwayat ini sangat ganjil.