Asbabun Nuzul Surah Al-Jinn Ayat 6

Asbabun Nuzul Surah Al-Jinn Ayat 6

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًاۖ ﴿٦

wa annahụ kāna rijālum minal-insi ya'ụżụna birijālim minal-jinni fa zādụhum rahaqā

dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat. (6)


Sebab Turunnya Ayat

Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh dakam kitab Al-Azhamah, meriwayatkan dari Kardam bin Abi Saib Al-Anshari yang berkata, “Suatu ketika, saya pergi ke Madinah bersama ayah saya untuk suatu keperluan. Di saat itu, Rasulullah baru memulai dakwahnya di Mekkah. Dalam perjalanan itu, kami lantas menumpang tidur di kemah seorang penggembala kambing. Di tengah malam, tiba-tiba datang seekor serigala yang langsung membawa lari seekor kambing yang sedang mengandung. Melihat hal itu, si penggembala langsung meloncat untuk mengejar seraya berkata, ‘Wahai penguasa lembah, saya adalah tetanggamu!’ Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang kami tidak melihat siapa sumbernya, ‘Wahai Sarhan, kembalikan kambing itu!’ tidak lama kemudian, kambing yang dibawa lari itu terlihat berjalan kearah kemah dalam kondisi lemah dan langsung masuk kembali ke kandang. Allah lalu menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya di Mekkah, yaitu, ‘Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.’ ”

Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Abu Raja Al-Atharidi, seorang yang berasal dari suku Tamim, yang berkata, “Ketika Rasulullah diutus, saya telah menunaikan tanggung jawab dan perhatian saya terhadap keluarga. Tatkala beliau berhijrah, saya dan keluarga mengungsi dari perkampungan kami. Kami lalu sampai di sebuah padang pasir. Menurut kebiasaan kami, jika kami ingin bermalam di tempat seperti itu maka orang yang paling tua diantara kami berkata, ‘Kami berlindung kepada jin penguasa penguasa lembahini pada malam ini.” Pada saat itu, kami pun juga mengucapkan kata-kata tersebut. Seseorang lalu mengatakan kepada kami bahwa jalan keselamatan itu adalah menyatakan bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah swt.. siapa yang mengakui hal ini maka jiwa dan hartanya tidak akan diganggu. Ketika kami kembali, kami lalu masuk Islam. Abu Raja berkata, “Saya sangat yakin bahwa berkenaan dengan, saya dan para sahabat saya itulah turun ayat, ‘Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.’ ”

Al-Khara’iti meriwayatkan dalam kitab Hawaatif al-jann, “Abdullah bin Muhammad Al-Balwa berkata dari Umarah bin Zaid dari Abdullah bin Ala dari Muhammad bin Ikbir dari Said bin Jabir bahwa ada seorang laki-laki dari Bani Tamim yang bernama Rafi’ bin Umair. Laki-laki ini pernah menceritakan asal mula ia masuk Islam, yaitu sebagai berikut, ‘Pada suatu malam, saya berjalan melewati sebuah padang pasir. Tiba-tiba , saya diserang rasa kantuk yang sangat hebat sehingga saya turun dan menambatkan unta saya untuk selanjutnya langsung tidur. Sebelum tidur, saya telah terlebih dahulu mengucapkan, ‘Saya berlindung kepada jin penguasa lembah ini.’ Saya lalu bermimpi melihat seorang laki-laki yang ingin menyembelih unta saya. Melihat hal itu, saya langsung terbangun dengan kaget. Ketika saya melihat ke kiri dan kekanan, saya tidak melihat seorang pun. Saya pun lantas berkata, ‘Ini Cuma mimpi.’ Saya lalu kembali berbaring dan tidur. Tetapi, saya kembali mengalami mimpi yang sama. Saya langsung bangun untuk kedua kalinya dan ketika itulah saya melihat unta saya tengah meronta-ronta. Ketika saya menoleh, tiba-tiba saya melihat seorang laki-laki seperti yang saya lihat dalam mimpi tengah memegang sebilah pisau belati di tangannya. Saya juga melihat ia tengah berkelahi dengan seseorang yang tua yang tengah memegang tangan laki-laki itu sambil berusaha mencegahnya mendekati unta saya.’ Pada saat mereka tengah berkelahi itu, tiba-tiba kelular tiga ekor sapi liar. Orang tua itu lantas berkata kepada laki-laki tersebut, “Ambillah salah satu yang engkau inginkan dari sapi-sapi itu lalu pergilah. Anggap saja sapi itu sebagai ganti dari unta teman saya yang dari golongan manusia itu.’ Laki-laki itu pun lantas mengambil salah satu sapi dan selanjutnya pergi. Setelah laki-laki itu pergi, orang tua tadi lantas menoleh kearah saya dan berkata, ‘Apa yang kami perbuat tadi! Jika engkau singgah di salah satu lembah dan merasa takut akan diganggu, maka ucapkanlah, ‘Saya berlindung dengan Tuhan Muhammad dari gangguan penghuni lembah ini.’ Jangan sekali-kali meminta perlindungan dari jin karena mereka sudah tidak memiliki kekuasaan apa-apa lagi.’ Saya lalu berkata, ‘Siapa Muhammad itu?’ Orang tua itu menjawab, ‘Seorang Nabi Arab yang tidak di Timur dan tidak pula di Barat. Beliau diutus menjadi Nabi pada hari Senin.’ Saya lalu berkata, ‘Dimanakah ia tinggal?’ orang itu menjawab, “Di Yatsrib, yaitu suatu daerah yang banyak ditumbuhi pohon kurma.’ Pada pagi harinya, saya langsung naik keatas unta dan melanjutkan perjalanan. Akan tetapi, kali ini saya bermaksud mencari kota Yatsrib. Ketika sampai di kota itu dan Rasulullah melihat saya, beliau pun langsung menceritakan apa yang telah saya alami, sebelum saya sendiri sempat menceritakannya. Beliau kemudian mengajak saya masuk Islam dan saya pun menyetujuinya.’ ” Said bin Jabir berkata, “Menurut hemat kami, berkenaan dengan laki-laki inilah diturunkannya ayat, ‘‘Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.’ ”