بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا وَاَنْفِقُوْا خَيْرًا لِّاَنْفُسِكُمْۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ﴿١٦﴾
fattaqullāha mastaṭa'tum wasma'ụ wa aṭī'ụ wa anfiqụ khairal li`anfusikum, wa may yụqa syuḥḥa nafsihī fa ulā`ika humul-mufliḥụn
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang-siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (16)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Jabir yang berkata, “Ketika turun ayat 102 surah Ali Imran, ‘...Bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya,...,’ Kaum muslimin merasa sangat cemas sehingga mereka melipatgandakan frekuensi ibadah mereka, sampai-sampai tumit mereka bengkak dan dahi mereka mengelupas. Sebagai bentuk keringanan, Allah lalu menurunkan ayat ini.”