بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ ﴿١﴾
iqtarabatis-sā'atu wansyaqqal-qamar
Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah. (1)
وَاِنْ يَّرَوْا اٰيَةً يُّعْرِضُوْا وَيَقُوْلُوْا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ ﴿٢﴾
wa iy yarau āyatay yu'riḍụ wa yaqụlụ siḥrum mustamirr
Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” (2)
Imam Bukhari dan Muslim serta Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud yang berkata (lafazh riwayat ini adalah dari Al-Hakim), “Saya melihat bukan terbelah menjadi dua bagian di Mekkah sebelum Rasulullah Saw. Hijrah.” Orang-orang lalu berkata, “Bulan telah disihir.” Sebagai responsnya, turunlah ayat, “Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah.”
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas yang berkata, “Penduduk Mekkah meminta kepada Rasulullah Saw. Agar didatangkan tanda (bukti kenabian beliau). Tidak lama kemudian, bulan terlihat terbelah sebanyak dua kali di Mekkah. Selanjutnya, turun ayat, “Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah.”